Imigran Iran Kabur, 19 Tertangkap Kembali



Cirebon - Sebanyak 44 imigran gelap asal Iran yang tertangkap di Indramayu Sabtu kemarin, berusaha melarikan diri. Aksi itu dilakukan seusai pendataan di Kantor Imigrasi Cirebon, Jawa Barat, Ahad (5/12) pagi.

Setelah dilakukan pengejaran akhirnya 19 di antaranya kembali tertangkap. Mereka langsung diberangkatkan ke Kantor Imigrasi Pusat di Jakarta dan sisanya masih dalam pencarian.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, para imigran gelap sempat memprotes pihak keimigrasian yang berencana mendeportasi mereka kembali ke negara asalnya. Akibatnya, mereka berusaha melarikan diri dengan cara memanjat pagar Kantor Imigrasi.

"Kami sudah melakukan pengawasan, namun karena keterbatasan personel, kami tidak dapat menangani semuanya. Sekarang kami masih melakukan pencarian terhadap 25 warga Iran lainnya. Mungkin mereka bersembunyi ke rumah penduduk," kata Kepala Kantor Imigrasi Cirebon Iradumor Greg saat dihubungi melalui telepon selulernya.

Diakui Greg, petugas Kantor Imigrasi tidak melakukan pencegahan secara keras seperti menarik atau mengejar secara berlebihan untuk menghindari kekerasan yang mungkin saja bisa terjadi. "Bukan berarti kami membiarkan mereka kabur, namun kami tidak mau melakukan kekerasan terhadap para imigran tersebut," katanya.

Sementara 19 warga Iran yang berhasil tertangkap, mereka diberangkatkan ke Jakarta menggunakan bus didampingi petugas dari Organisasi Keimigrasian Dunia (IOM) dan Kantor Imigrasi Cirebon dengan dikawal ketat anggota Polres Cirebon.

Kabagops Polres Cirebon Kompol Asep mengatakan pihaknya mengerahkan 12 personel untuk melakukan pengawalan di dalam bus. "Untuk pengamanan para imigran tersebut kami ikut sertakan 12 anggota selain itu juga ada pengawalan dari IOM dan petugas dari imigrasi, kata Asep.

Di dalam bus, kekecewaan tampak dari raut wajah para imigran gelap asal Iran tersebut. Sampai-sampai beberapa di antaranya berinisiatif membuat tulisan permohonan bantuan kepada PBB pada secarik kertas bertuliskan "UN Plz Help Us".

Namun tak seorang pun yang bersedia memberikan keterangan karena keterbatasan bahasa Inggris mereka. Bahkan saat sejumlah wartawan menanyakan permasalahannya, mereka hanya diam. (sumber)

No comments

Powered by Blogger.