Produsen Bibit PT Sang Hyang Sri di Subang Sekarat
Subang - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan PT Sang
Hyang Sri yang merupakan produsen benih pelat merah satu-satunya saat
ini dalam kondisi sekarat. "PT Sang Hyang Sri dirawat oleh PT Pupuk
Kujang (PT Pupuk Indonesia) bertindak sebagai bapak asuhnya yang kuat,"
kata Dahlan di hadapan petani dan penangkar benih varietas unggul Subang
di Desa Ciasem Girang, Subang, Jawa Barat, Senin, 23 Juni 2014.
Menurut Dahlan, perusahan pemerintah yang bertugas memproduksi bibit varietas unggul untuk kepentingan para petani di Indonesia itu, sejak beberapa waktu lalu sudah tak bisa bertahan hidup lagi. Baru dua pekan lalu, Sang Hyang Sri diputuskan masuk masa perawatan serius. Sang Hyang Sri dalam memproduksi benihnya kalah oleh para petani penangkar di Subang. "(Baik) dalam cara tanam, panen, dan pasca-panen, termasuk tak mampu mengurus soal keuangannya," kata Dahlan.
Dahlan mengetahui kondisi tersebut setelah dua kali berkunjung ke Sukamandi. Sebelum diputuskan jadi anak perusahaan Pupuk Indonesia, dirinya sempat melakukan perawatan guna menyembuhkan penyakit, ternyata tak bisa sama sekali. "Dengan masuknya Sang Hyang ke Pupuk Indoesia, maka bapak asuh itu harus bekerja sama dengan para penangkar benih," ujar Dahlan.
Dahlan juga mendapatkan laporan bahwa Sang Hyang Sri masih berutang miliaran rupiah kepada para penangkar. "Ke kelompok penangkar kami, hutangnya mencapai Rp 2 miliar," ujar Wahab, pengurus asosiasi penangkar benih Subang. "Kami mohon, Pak Menteri segera melunasinya."
Dahlan pun langsung menjawabnya, "Pasti akan kami bayar, bulan depan," ujar Dahlan. Perusahaan pupuk, saat ini bertugas bukan saja menyediakan ketersediaan pupuk tetapi juga benih padinya.
Ditanya soal berapa besar dana yang disiapkan buat pengalihan tugas dan fungsi produksi benih padi dari Sang Hyang Sri ke Pupuk Indonesia, Dahlan mengaku lupa. Dahlan meminta Pupuk Indonesia, segera melakukan kerja sama dengan para penangkar benih padi di Subang yang produksi benihnya dan segera membayar lunas utang-utang yang menjadi tanggungan Sang Hyang Sri.
Seorang penangkar benih di Subang, H Otong, menyatakan siap bekerja sama dengan Pupuk Indonesia untuk menyuplai benih per musimnya minimal 600 ton. Benih varietas tinggi yang lolos uji laboratorium Badan Pengawas Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura yang diproduksinya itu diberi label Pareku. "Benih varietas Pareku, bisa memproduksi gabah kering panen minimal 9 ton per hektare," ujar Otong.
Menurut Dahlan, perusahan pemerintah yang bertugas memproduksi bibit varietas unggul untuk kepentingan para petani di Indonesia itu, sejak beberapa waktu lalu sudah tak bisa bertahan hidup lagi. Baru dua pekan lalu, Sang Hyang Sri diputuskan masuk masa perawatan serius. Sang Hyang Sri dalam memproduksi benihnya kalah oleh para petani penangkar di Subang. "(Baik) dalam cara tanam, panen, dan pasca-panen, termasuk tak mampu mengurus soal keuangannya," kata Dahlan.
Dahlan mengetahui kondisi tersebut setelah dua kali berkunjung ke Sukamandi. Sebelum diputuskan jadi anak perusahaan Pupuk Indonesia, dirinya sempat melakukan perawatan guna menyembuhkan penyakit, ternyata tak bisa sama sekali. "Dengan masuknya Sang Hyang ke Pupuk Indoesia, maka bapak asuh itu harus bekerja sama dengan para penangkar benih," ujar Dahlan.
Dahlan juga mendapatkan laporan bahwa Sang Hyang Sri masih berutang miliaran rupiah kepada para penangkar. "Ke kelompok penangkar kami, hutangnya mencapai Rp 2 miliar," ujar Wahab, pengurus asosiasi penangkar benih Subang. "Kami mohon, Pak Menteri segera melunasinya."
Dahlan pun langsung menjawabnya, "Pasti akan kami bayar, bulan depan," ujar Dahlan. Perusahaan pupuk, saat ini bertugas bukan saja menyediakan ketersediaan pupuk tetapi juga benih padinya.
Ditanya soal berapa besar dana yang disiapkan buat pengalihan tugas dan fungsi produksi benih padi dari Sang Hyang Sri ke Pupuk Indonesia, Dahlan mengaku lupa. Dahlan meminta Pupuk Indonesia, segera melakukan kerja sama dengan para penangkar benih padi di Subang yang produksi benihnya dan segera membayar lunas utang-utang yang menjadi tanggungan Sang Hyang Sri.
Seorang penangkar benih di Subang, H Otong, menyatakan siap bekerja sama dengan Pupuk Indonesia untuk menyuplai benih per musimnya minimal 600 ton. Benih varietas tinggi yang lolos uji laboratorium Badan Pengawas Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura yang diproduksinya itu diberi label Pareku. "Benih varietas Pareku, bisa memproduksi gabah kering panen minimal 9 ton per hektare," ujar Otong.
No comments